Pages

Sabtu, 26 September 2009

Pengertian Pendidikan

PENGERTIAN PENDIDIKAN

Oleh: AsianBrain.com Content Team

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih moderan. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.

Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.

Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu kata "paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing "sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.



BAB III

PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 4

(1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

(2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

(3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

(4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

(5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

(6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Fungsi-Fungsi Pendidikan
PERTAMA, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif. Secara umum terbukti bahwa semakin berpendidikan seseorang maka tingkat pendapatannya semakin baik. Hal ini dimungkinkan karena orang yang berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan. Kondisi ini jelas terlihat dari penghasilan yang berbeda pada tiap tingkatan pendidikan yang berbeda. Produktivitas seseorang tersebut dikarenakan dimilikinya keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan. Oleh karena itu salah satu tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan adalah mengembangkan keterampilan hidup. Inilah sebenarnya arah kurikulum berbasis kompetensi, pendidikan life skill dan broad based education yang dikembangkan di Indonesia akhir-akhir ini.

Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan dibawahnya. (Walter W. McMahon dan Terry G. Geske, Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity, USA: University of Illionis, 1982, h.121). Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional.

KEDUA, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja. Di negara-negara sedang berkembang umumnya menunjukkan nilai balik terhadap investasi pendidikan relatif lebih tinggi dari pada investasi modal fisik yaitu 20 % dibanding 15 %. Sementara itu di negara-negara maju nilai balik investasi pendidikan lebih rendah dibanding investasi modal fisik yaitu 9 % dibanding 13 %. Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa dengan jumlah tenaga kerja terdidik yang terampil dan ahli di negara berkembang relatif lebih terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan sehingga tingkat upah lebih tinggi dan akan menyebabkan nilai balik terhadap pendidikan juga tinggi (Ace Suryadi, Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan: Isu, Teori dan Aplikasi. Balai Pustaka: Jakarta, 1999, h.247).

Pilihan investasi pendidikan juga harus mempertimbangkan tingkatan pendidikan. Di Asia nilai balik sosial pendidikan dasar rata-rata sebesar 27 %, pendidikan menengah 15 %, dan pendidikan tinggi 13 %. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka manfaat sosialnya semakin kecil. Jelas sekali bahwa pendidikan dasar memberikan manfaat sosial yang paling besar diantara tingkat pendidikan lainnya. Melihat kenyataan ini maka struktur alokasi pembiayaan pendidikan harus direformasi. Pada tahun 1995/1996 misalnya, alokasi biaya pendidikan dari pemerintah Indonesia untuk Sekolah Dasar Negeri per siswa paling kecil yaitu rata-rata hanya sekirat 18.000 rupiah per bulan, sementara itu biaya pendidikan per siswa di Perguruan Tinggi Negeri mendapat alokasi sebesar 66.000 rupiah per bulan. Dirjen Dikti, Satrio Sumantri Brojonegoro suatu ketika mengemukakan bahwa alokasi dana untuk pendidikan tinggi negeri 25 kali lipat dari pendidikan dasar. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pendidikan yang lebih banyak dialokasikan pada pendidikan tinggi justru terjadi inefisiensi karena hanya menguntungkan individu dan kurang memberikan manfaat kepada masyarakat.

KETIGA, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan.
karna kepanjangan, kepotong jadinye
materi referensi:
“The function of education is to teach one to think intensively and to think critically... Intelligence plus character - that is the goal of true education.”
Martin Luther King jr.

http://robbyalexandersirait.wordpress.co…




MenaJeMen Perpustakaan

Minggu, 06 September 2009

RamadhanQ.....



6 september 2009
Hm…. Ramadhan kali Kini… ndak terasa nikmat, ini bukan yang pertama buat diriku siii… tapi ini yang kedua kali berturut2 dalam kehidupanku Ramadhan yang ga nikmat, gimana ga nikmat coba… yah… gara-gara aku ga bisa merayakan kedua ramadhanku di kampungku yang sangat religius… rasanya aku pengen pulang,… tapi ya… gimana lagi… aku harus kekampus untuk menyelesaikan kuliahkku, … insya allah 4 tahun selesai… amiennn, radio, en HMJ. Trus… juga… kalo disempatkan juga pulang… aku sepetinya orang yang tak tak mengerti dengan keuangan orangtua… yah… untuk pulang… apalagi dengan keadaan bulan puasa seperti sekarang ini, Ongkos tentu saja sangat mahal. Yah… kenapa tidak… selama dua tahun ini… kalo enggak aku harus mengorbankan segalanya untuk mendapatkan tiket murah untuk pulang. Rasanya aku memiliki banyak penyesalan karena telah memilih kuliah jauh. Yah…inilah tantangannya yang harus aku hadapi. Dan aku harus siap dan membuang jauh segala bayangan kesenangan untuk pulang Kampung… fighting bassaLl!
Pulang….itulah… yang selalu terbayang dalam benagku, aku tidak bisa melepaskan bayangan tentang pulang, apalagi jika adik-adikku dan sahabat-sahabatku memohon kepadaku untuk pulang dan bisa merayakan Idul Fitri 1430 ini. Dan jika aku menginagt tentang pulang, aku akan selalu bersemangat untuk mengerjakan segala sesuatunya, yah,,, ngga enaknya kalo pulang sangat banyak duit melayang rasanya, waduwh… tapi… untuk lebaran kali ini, sepertinya aku memliki secercah cahaya untuk pulang murah, dan boleh dibilang Gratis dari Jakarta ke Padang, tapi dari Malang ke Jakarta aku harus..hidup bersusah dulu…um…naik mataRmaja.
Segudang Rencana sudah kupersiapkan untuk merayakanLebaran kali ini, yah… kan aku bilangnnya ke Adik2Q dan sohi2Q aku ngga bakalan pUlang, hm… aku akan memberi kejutan nantinya setelah sampai dirumah, dan memperlihatkan batang hidungku pada mereka, ahahahah. Yang semulanya aku cuman memberi satu orang sahabatku tentang kepulanganQ, tapi.. yang satu ini juga bakalan kena dengan permainanan dan sandiwaraQ, hehehehe.
Oalah…nampaknya satu sahabatku ini ngga mau kena tipu.. yah mo gimana lagi… orangnya terlalu tingkat tinggi she, trus… juga kemaren-kemaren Ibuku bilang ke sohib-sohibku bahwa aku akan pulang lebaran ini, hmm. Itu membuat satu orang sahabatku satu lagi mempunyai keyakinan akau bakaln pulang Lebaran xali ini, tapi untunglah aku bisa meyakinkan dia dengan argumenku yang panjang dan masuk akal.
***
Hari-hari kulewati sudah hampir 20 hari hari… ramadhan jadi sangat membosankan, karena aku tdak bisa dengan sempurna melaksanakan Ibadah sholat tarawih… yah… karena aku jadi amlas ke Msjid untuk shalat, entahlah, entah apa yang bikin aku malas ke Masjid, padahal jarak masjid dari kosanQ cumin 20 meter