Pages

Sabtu, 27 Desember 2008

Scanner

Tugas Akhir DaskomQ
Scanner
Scanner adalah suatu alat elektronik yang fungsinya mirip dengan mesin fotokopi. Mesin fotocopy hasilnya dapat langsung dilihat pada kertas sedangkan scanner hasilnya ditampilkan pada layar monitor komputer dahulu kemudian baru dapat dirubah dan dimodifikasi sehingga tampilan dan hasilnya menjadi bagus yang kemudian dapat disimpan sebagai file text, dokumen dan gambar.
Bentuk dan ukuran scanner bermacam-macam, ada yang besarnya seukuran dengan kertas folio ada juga yang seukuran postcard, bahkan yang terbaru, berbentuk pena yang baru diluncurkan oleh perusahaan WizCom Technologies Inc. Scanner berukuran pena tersebut bisa menyimpan hingga 1.000 halaman teks cetak dan kemudian mentransfernya ke sebuah komputer pribadi (PC). Scanner berukuran pena tersebut dinamakan Quicklink. Pena scanner itu berukuran panjang enam inci dan beratnya sekitar tiga ons. Scanner tersebut menurut WizCom dapat melakukan pekerjaannya secara acak lebih cepat dari scanner yang berbentuk datar.
Data yang telah diambil dengan scanner itu, bisa dimasukkan secara langsung ke semua aplikasi komputer yang mengenali teks ASCII.
Pada saat ini banyak sekali scanner yang beredar di dunia dengan berbagai merk pula, Di antaranya scanner keluaran dari Canon, Hewlett Packard ( HP ), EPSON, UMAX dan masih banyak lagi.
Perbedaan tiap scanner dari berbagai merk terletak pada pemakaian teknologi dan resolusinya. Pemakaian teknologi misalnya penggunaan tombol-tombol digital dan teknik pencahayaan.
Cara kerja Scanner :
Ketika kamu menekan tombol mouse untuk memulai Scanning, yang terjadi adalah :
1. Penekanan tombol mouse dari komputer menggerakkan pengendali kecepatan pada mesin scanner. Mesin yang terletak dalam scanner tersebut mengendalikan proses pengiriman ke unit scanning.
2. Kemudian unit scanning menempatkan proses pengiiman ke tempat atau jalur yang sesuai untuk langsung memulai scanning.
3. Nyala lampu yang terlihat pada Scanner menandakan bahwa kegiatan scanning sudah mulai dilakukan.
4. Setelah nyala lampu sudah tidak ada, berarti proses scan sudah selesai dan hasilnya dapat dilihat pada layar monitor.
5. Apabila hasil atau tampilan teks / gambar ingin dirubah, kita dapat merubahnya dengan menggunakan software-software aplikasi yang ada. Misalnya dengan photoshop, Adobe dan lain- lain. pot scanned.
Ada dua macam perbedaan scanner dalam memeriksa gambar yang berwarna yaitu :
1. Scanner yang hanya bisa satu kali meng-scan warna dan menyimpan semua warna pada saat itu saja.
2. Scanner yang langsung bisa tiga kali digunakan untuk menyimpan beberapa warna. Warna-warna tersebut adalah merah, hijau dan biru.
Scaner yang disebut pertama lebih cepat dibandingkan dengan yang kedua, tetapi menjadi kurang bagus jika digunakan untuk reproduksi warna. Kebanyakan scanner dijalankan pada 1-bit (binary digit / angka biner), 8-bit (256 warna), dan 24 bit (lebih dari 16 juta warna). Nah, bila kita membutuhkan hasil yang sangat baik maka dianjurtkan menggunakan scanner dengan bit yang besar agar resolusi warna lebih banyak dan bagus.

Selasa, 23 Desember 2008

tugas BIK Q

PERANAN PENDIDIKAN IPTEK DI ERA GLOBALISASI


Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Bapak Drs. Heri Suwignyo, M. Pd.


Oleh
Febri Yona
108121415134 (offering C)




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Januari, 2009
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman globalisasi sekarang ini, perkembangan iptek pada Negara maju semakin meningkat seiring ditemukannya berbagai alat-alat yang canggih dan mutakhir. Oleh sebab itu, Indonesia sebagai Negara berkembang perlu mempersiapkan diri dalam persaingan global tersebut agar tidak menjadi Negara yang tertinggal. Salah satu cara yang dipergunakan untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia adalah dengan mengakomodasikan dan mengantisipasi ilmu pengetahuan teknologi dan seni dilingkungan pendidikan perlu diteruskan dan dikembangkan dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa untuk menyukseskan tujuan negara. Pembangunan kemampuan iptek perlu di arahkan untuk meningkatkan kapasitas dalam penguasaan , pengembangan dan pemanfaatan iptek yang dibutuhkan bagi peningkatan daya saing dan kesejahteraan bangsa.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan struktur baru, yaitu struktur global. Struktur tersebut akan mengakibatkan semua bangsa di dunia termasuk Indonesia, mau tidak mau akan terlibat dalam suatu tatanan global yang seragam, pola hubungan dan pergaulan yang seragam khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.


Berdasarkan latar belakang yang penulis kutip dari sebuah blog bernama Emperdova 31 juli, 2008, penulis tertarik untuk membahas tentang peran iptek di era globalisasi ini yang memprioritaskan pada sumber daya manusia.




1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah hakikat landasan dan peranan iptek dalam pendidikan?
2) Bagaimanakah bentuk-bentuk dari pengakomodasian iptek dalam lembaga pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan
1) Mendeskripsikan tentang apakah hakikat landasan iptek dalam pendidikan.
2) Mendeskripsikan bentuk-bentuk pengakomodasian iptek dalam lembaga pendidikan.















II. PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Landasn Iptek dalam Pendidikan
Untuk mengetahui penjelasan mengenai hakikat landasan ipteks dalam pendidikan hendaknya kita mengteahui beberapa istilah sebagai berikut ini.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperolah melau berbagai cara pengindraan terhadap fakta , penalaran, instuisi, dan wahyu. Dan dimaksud dengan ilmu pengetahuan adalah pengetahua yang memenuhi landasan :
a. Ontologism
b. epistemologis
c. axiologis
Berikut penjelasan mengenai ketiga landasan tersebut.

1.) Landasan Ontologis
Meliputi obyek yang telaah ilmu, apa yang diketahui oleh ilmu , bagaimaa wujud hakiki dari obyek tersebut, bagaimana hubungannya dengan dya yangkap manusia yang mana seperti diketahui oleh ilmu membatasi obyeknya pada fakta atau kejadian yang bersifat empiris , yang dapat ditangkapoleh indera, baik secara langsung maupun dengan bantuanalat lain (mikroskop, teleskop, dan sebagainya).

2.)Landasan Epistomologi
Pada landasan ini berkaitan dengan proses untuk memperoleh pengetahun ilmiah : bagaimana prosedurnya, apakah yang harus diperhatikan agar diperoleh kebenaran, cara/ teknik/ sarana apa yanag membantu untuk mendapatkannya

3.) Landasan Axiologis
Manfaat atau kegunaan penegetahuan ilmiah itu : untuk apa pengetahuan ilmiah itu dipergunakan, bagaimana kaitannya dengan nilai-nilai moral? Dalam hal ini manusia haus menentukan sendri apakah ilmu itu bermanfaat bagi mnusia atau tidak .
Sedangkan yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan tekonologi yang memiliki ketertaitan yang luas dengan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi secara menyeluruh atau berpotensi memberikan dukungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat, kemjuan bangsa, keamanan dan ketahanan bagi perlindungan Negara, pelestarian lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur bangsa.

Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
Tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
Dalam dunia pendidikan, perlu adanya penerapan landasan-landasan iptek, yang mana, maksut dari penerapan landasan ini adalah penggunaan dan pemakaian serta implementasi dari hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam kegiatan ataupun lembaga pendidikan untuk mendayagunakan hasil iptek tersebut bagi kepentingan bersama.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.
Setelah mengetahui istilah dan masalah yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa landasan iptek dalam dunia pendidikan adalah berbagai perkembangan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mendorong dan memberikan pegangan dunia pendidikan dalam tugasnya mendidik dan mengajar anak. Pada hakikatnya iptek merupakan landasan penting yang harus ada dalam lembaga pendidikan, sebab melalui pelaksaan iptek yang baik dan benar pemanfaatannya dapat dirasakan untuk kesejahteraan bersama dan kemajuan bangsa. Hal ini nantinya akan menjadi salah satu tolok ukur lembaga pendidikan dalam mengakomodasian kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan peranan iptek dalam sasaran utama adalah demi kemajuan bangsa dan menyukseskan tujuan Negara, jika pelaksanaannya lancar dan sukses dalam dunia pendidikan, dan tentu saja pencapaian tujuan Negara akan menjadi lebih mudah, dan kualitas sumber daya manusianya serta martabat bangsa akan diakui dunia intenasional.
Pengantisipasian intek yang dilakukan sedini mungkin akan menghasilkan banyak calo pakar iptek dimasa yang akan dating yang sadar akan pentingnya pemanfaatan sarana dan hasil iptek untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan semakin banyaknya siswa yang dibekali dengan penerapan iptek maka akan semakin banyak siswa yang berminat menjadi peneliti atau pakar iptek yang nantinya akan melahirkan bibit-bibit kemajuan bangsa.
2.2 Bentuk-bentuk Pengakomodasian Iptek dalam Lembaga Pendidikan

Sejauh ini lembaga pendidikan Indonesia sudah mengakomodasikan kegiatan belajar mengajar yang telah dimulai sejak sekolah dasar . Beberapa bentuk pengakomodasian ini diharapkan dapat mewujudnkan pengembangan iptek guna mempersiapkan generasi muda atau sumberdaya manusianya dalam persainagn global. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pengembangan iptek adalah kegiatan ilmu dan pengetahuan yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau teknologi baru.

Di Negara kita terdapat banyak bentuk pengakomodasian iptek dalam lingkungan pendidikan misalnya :
• Observasi
• perhitungan
• pengukuran
• klasifikasi
• mencari hubungan ruang dan waktu
• pembuatan hipotesis
• pengendalian variable
• interpretasi data
• kesimpulan
• penerapan
• komunikasi

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa bentuk pengakomodasian iptek tersebut.
a. Hipotesis
hipotesis adalah ususlanketerangan untuk gejala suatu hal. Hipotesi yang biasa disebut asumsi atau pemahaman sementara sebelum adanya pembuktian, merupakan factor penting yang seharusnya diajarkan sejak dini pada peserta didik. Melalui berbagai asumsi-asumsi tersebut, maka jiwa peserta didik akan tergelitik untuk mencari pembuktian dari asumsi-asumsi tersebut. Sehingga terselenggara penelitian atau observasi untuk membuktikan kebenarantersebut pada tingkat yang lebih efektif dan akurat.

b. Interpretasi data
Interpretasi data menjadi dasar untuk membuat kesimpulan/interpretasi. Melalui hal ini siswa akan terpacu untuk aktif mencatat dan menyimpan data. Data yang ada tersebut akan menjadi bahan dan sumber informasi untuk menguatkan hasil observasi yang mereka kumpulkan.

c. Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tataapi juga dapat diperluas untuk hamper semua benda yang bias dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian. Pengukuran adalah perbandingan dengan standar. Dengan mnggunakan berbagai metod-metode riset tersebut termasuk metode pengukuran diharapkan siswa dapat lebih ktif dn inovatif dalam melakukan observasi.

d. Penelitian (Observasi)
Penelitian iptek adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, ata, dan keterangan yan berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau tidak kebenaran suatu asumsi atau hipotesis dibidang ilmu penegetahun teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi itu sendiri.
Sedangkan penelitian atau observasi itu sendiri adalah metode ilmiah yang dilakukan melalui tahap-tahap yang sistematis. Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siswa, diharapkan memreka dapat memiliki keterampilan untuk menyelesaikan masalah dan menciptakan atau menemukan inovasi baru dimasa yang akan datang.


e. Eksperimen
Eksperimen adalah suatu set tindakan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab-akibat terhadappengetahuan. Tindakan ini hampi sama dengan observasi, hanya saja dalam eksperimen ini siswa akan lebih sering cenderung berhubungan dengan benda-benda berbau teknologi dalam proses kegiatannya.
Salah satu cara eksperimen teknologi dlam media pembelajaran adalah dengan mengintegrasikan teknologi kedalam proses pembelajaran. Berbagai model yang dituangkan oleh para ahli, gambar berikut adalah model integrasi teknologi dalam proses pembelajaran.

Teknologi (ICT) berperan 3 fungsi :
- Memberikan kondisi belajar yang menyenangkan dan mengasikkan (efek emosi).
- Membekali kecakapan dalam menggunakan teknologi tinggi.
- Mempermudah dan mempercepat pekerjaan serta juga memperluas variasi, teknik-teknik melakukan variasi, analisis, interpretasi dan sebagainya.
III. PENUTUP
Simpulan
Landasan iptek dalam dunia pendidikan memiliki arti bahwa iptek mendorong dan memberikan pegangan kepada dunia pendidikan untuk melaksanakan tugasnya dalam mendidik dan mengajar anak. Dengan adanya pengakomodasian dan pengantisipasian ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di lingkungan pendidikan diharapkan akan terciptanya para ahli dan pkar iptek di kemudian hari yang berguna membawa kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Hal ini perlu terus dikembangkan dalam rangka dalam persaingan global untuk meningkatkan daya saing dan kmndirian bangsa dan mempercepat pencapaian tujuan Negara. Selain itu pengembangan dan pnerapan iptek di lingkungan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kapasitas dalam penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan iptek yang dibutuhkan bagi penigkatan daya saing dan kesejahteraan bangsa. Oleh sebab itu, iptek perlu diakomodasikan kepada peserta didik sejak dini.

Saran
Sebaiknya pendidik, siswa, orantua dan masyarakat dan pemerintah turut berperan aktif dalam pengakomodasian dan pengantisipasian iptek didalam lembaga pendidikan sehingga pemanfaatan iptek dapat segar dirasakan untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa.








Rujukan
Suriasumatri,S. Jujun., dan Joni, Raka. 1978. Pengertian Ilmu Pengetahuan (online), (http:// journal.kera-ngalam.com/ diakses 11 November 2008).
Deva. 2008. SDM Indonesia dalam Persaingan Global, (online), Jilid 1, No.3 (http://www.emperordeva.blogspot.com. Diakses 11 November 2008)

Rabu, 03 Desember 2008

Kawasan Teknologi Pembelajaran

Kawasan Teknologi Pembelajaran

Devinisi tahun 1994 dirumuskan berdasarkan 5 bidang garapan bagi teknolog pembalajaran, yaitu: desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian.

Peran Kawasan
Fungsi kawasan
Taksonomi atau klasifikasi sering digunakan untuk menyederhanakan hubungan-hubungan yang timbul dari teori dan praktek. Taksonomi merupakan klasifikasi yang berlandaskan pada hubungan.
Adanya struktur taksonomi yan mutakhir sangat penting bagi perkembangan masa depan Teknologi Pengajaran. Disamping itu, bidang ini memerlukan kesamaan kerangka konseptual dan kesepakatan dalam peristilahan. Tanpa kerangka akan sukar membuat generalisasi, bahkan untuk komunikasi antar sub-bidang.
Pesatnya perubahan dan penyesuaian teknologis menuntut terjadinya alih pengetahuan dari teknologi yang satu kepada yang lain. Dengan mengidentifikasi lingkup taksonomi, kaum akademisi dan praktisi dapat memecahkan permasalahan penelitian, dan para praktisi bersama dengan para teoritisi dapat mengidentifikasi kelemahan teori dalam menunjang dan mengamalkan aplikasi Teknologi Pembelajaran.
Fleishman dan Quaintance (1984) merangkum beberapa keuntungan potensial dari pengembangan suatu taksonomi tentang kinerja manusia, antara lain:
1. membantu dalam melakukan review pustaka;
2. membuka peluang tuga-tugas baru;
3. memaparkan jurang pemisah dalam pengetahuan pengetahuan dengan mengutarakan kategori dan sub kategori pengetahuan, mengungkapkan lubang-lubang dalam penelitian, dan meningkatkan diskusi teorikal atau penilaian;
4. untuk membantu pengembangan teori dengan jalan mengevaluasi seberapa jauh keberhasilan teori mengorganisasikan data observasi sebagai hasil penelitian dalam bidang Teknologi Pembelajaran.
Beberapa pendekatan taksonomi Teknologi pembelajaran yang terdahulu menggunakan pendekatan fungsional. Setiap fungsi mempunyai tujuan dan komponen, sub;komponen pengelolaan meliputi administrasi dan personalia. Sub-komponen dari system perilaku manusia adalah konsep-konsep mengenai organisasi, motifasi, prilaku, kinerja serta umpan balik.

Hubungan antar kawasan









Gambar kawasan teknologi pembelajaran

Gambar kawasan teknologi pembelajaran merupakan rangkuman tentang wilayah utama yang merupakan dasar pengetahuan bagi setiap kawasan. Dari gambar tersebut, kita dapat mengetahui bagaimana kawasan-kawasan tersebut saling melengkapi dengan ditunjukannya lingkup penelitian dan teori dalam setiap kawasan. Hubungan antar kawasan bersifat senergistik. Hubungan saling melengkapi dapat dilihat pada gambar berikut












Dalam gambar di atas, terlihat bahwa setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain, dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan.





Deskripsi Kawasan
Kawasan Desain
Dalam hal tertentu, kawasan desain mempunyai asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran.
DESAIN
Desain Sistem Pembelajaran
Desain Pesan
Strategi Pembelajaran
Karakteristik Pembelajaran

Kawasan desain pembelajaran kadang-kadang dikaburkan dengan pengembangan, atau bahkan dengan konsep yan lebih luas dari pembelajaran itu sendiri. Akan tetapi definisi ini membatasi desain pada fungai perencanaan baik pada tingkat mikro maupun tingkat makro.
Teori desain jauh lebih maju dibandingkan dengan bidang lain yang mempunyai hubungan erat dengan tradisi praktek dalam membangun landasan pengetahuan. Yang dimaksud dengan desain sendiri adalah proses untuk menentukan hasil belajar. Sedangkan tujuannya adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro.
Kawasan desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek.
1. desain system pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran.
2. desain pesan, meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan (Grabowski, 1991:206). Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima.
3. strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.
4. karakteristik pebelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap efektifitas proses belajarnya.
Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan desain berpusat pada penggunaan desain system pembelajaran yang tradisional, aplikasi teori belajar dalam desain, dan pengaruh teknologi baru pada proses penyusunan desain.
Satu masalah yang sangat penting ialah perlunya ada teori yang menghubungkan klasifikasi belajar dengan pemilihan media. Mengenai permasalahan teoristik yang lain, par praktisi hendaknya hanya memberikan perhaitan khusus pada langkah-langkah umum dari desain yang dikemukakan dalam suatu model DSP dan mengenyampingkan penggunaan prinsip-prinsip umum belajar (Winn, 1989).

Kawasan pengembangan
Kawasan ini berakar pada produksi media.
PNGEMBANGAN
Teknologi cetak
Teknologi audiovisual
Teknologi berbasis computer
Teknologi terpadu

Pengembangan adalah proses penterjeahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Di dalam kawasan pengemabangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong baik desain pesan, maupun strategi pembelajaran. Pada dasarna kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya:
1. pesan yang didorong oleh isi;
2. strategi pembelajaran yang didorong oleh teori,dan
3. manifestasi fisik dari teknologi-perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori:
1. teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanisme atau fotografis.
Dua komponen teknologi ini adalah teks verbal dan bahan visual.
Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik seperti berikut:
a. teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang;
b. keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif (hanya menerima);
c. keduanya berbentuk visual yang statis;
d. pengembangannya sangat tergantung kepad prinsip-prinsip linguistic dan persepsi visual;
e. keduanya berpusat pada pebelajar;dan
f. informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
2. teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesanpesan audio dan visual.
Secara khusus, teknologi audiovisual mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. bersifat linier;
b. menampilkan visual yang dinamis;
c. secara khas digunakan menurut cara yang sebelumynya telah ditentukan oleh desainer/pengembang;
d. cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak;
e. dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi ttingkah laku dan kognitif’dan
f. sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktifitas belajar mengajar.
3. teknologi berbasis computer merupakan cara-cara memproduksi dan menyamapikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor.
Teknologi computer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak, biasanya memiliki karakteristik seperti berikut ini:
a. digunakan secara acak atau tidak berurutan, disamping secara linier;
b. dapat digunakan sesuai dengan keinginan pebelajar, maupun menurut cara yang dirancang oleh desainer/pengembang;
c. gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, symbol, maupun grafis;
d. prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan;dan
e. belajar dapat betpusat pada pebelajar dengan tingkat interaktivitas yang tinggi.
4. teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan computer.
Pembelajaran dengan teknologi ini mempunyai karakteristrik:
a. dapat digunakan secra acak/tidak berurutan, disamping secara linier;
b. dapat digunakan sesuai dengna keinginan pebelajar, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya;
c. gagasan-gagasan sering diasajikan secara realistic dalam konteks pengalaman pebelajar, relevan dengan kondisi pebelajar, dan di bawah kendali pebelajar;
d. prinsip-prinsip ilmu kognitif dan “kontruktifisme” diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran;
e. belajar dipusatkan dan diorganisassikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan;
f. bahan belajar menunjukkan interaktifitas pebelajar yang tinggi;dan
g. sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan tamsil dari banyak sumber media.
Kecenderungan dan permasalahan teknologi cetak dan teknologi audiovisual mencakup peningkatan perhatian terhadap desain teks, kerumitan visual, serta penggunaan isyarat warna (Berry, 1992).
Kecenderungan dan permasalahan dalam teknologi computer dan teknologi terpadu dari interaktif, penerapan kontruktifisme dan teori belajar social, system pakar dan otomisasi peralatan pengembangan, serta aplikasi untuk belajar jarak jauh.






REFERENSI:

Briggs, L, Gustafson, K dan Tillman, M. H.(ed). (1991). Instructional design principle and application (Ed. II). Englewood Cliff, NJ: Educational technology publications.
Dick, W. dan Carey, L. (1990). The systematic design of instruction. (ed III) Harper Collins.
Alessi, S. M, dan Trollip, S. R. (1985). Computer-based intruction methods and development. Englewood Cliffs. NJ: Prentice Hall.
Dwyer, F. M. (1978). Strategies for improving visual learning. State College, PA: Learning Service.
Gropper, G. (1991). Text displays. Englewood Cliffs, NJ: Educational Technology Publication.




KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Tugas
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknologi Pendidikan yang dibina
Oleh Dr. H. Sulton, M.pd

Nama Kelompok:
Asri Irsalina (108121415141)
Roro Ajeng ( )
Nurul Puadiah ( )
Armedo (208121415694 )
Ahmad Anas faqih (108121415135 )
Azhar Haffis (105121481527)








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN



November 2008